Cari Blog Ini

Selasa, 14 Desember 2010

Di Dalam Dzikirku



Di dalam dzikirku, aku mengalami sebuah perjalanan yang begitu panjang yang aku sendiri belum mengetahui arti perjalananku itu. perjalan dzikir pertama yang aku alami.
Perjalanan ini begitu luar biasa bagiku yang mungkin dianggap tidak masuk akal bagi kebanyakan orang awam, karena perjalanan ini adalah salah satu bentuk
terawangan dari dzikirku.
Aku tidak tahu harus memulai ceritanya dari mana, tapi aku akan mencoba untuk
menceritakankan kepada anda semua dan saya harap anda memberi masukan.....

Malam itu angin berhembus dan membelai dengan lembut, bintang-bintang menampakkan wajahnya yang begitu anggun, dan sang rembulan yang menyinari dengan kasih sayang disebagian bumi yang gelap. Kami yang berjumlah 13 orang berkumpul di teras rumah panggung yang terbuat dari kayu jati itu, untuk melakukan dzikir bersama dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada sang khalik yaitu Allah SWT.
Suasana begitu tenang dan suara hewan-hewan malamlah yang hanya kami dengar. Lampu-lampu rumah sudah kebanyakan padam karena waktu telah menunjukkan pukul 23.00 WITA. Dimana kebanyakan orang sudah menikmati mimpi indahnya. Tapi pada waktu 23.00 WITA itu kami masih asyik-asyiknya mendengarkan arahan dari amiirun (pemimpin) dzikir karena dzikir bersama akan dimulai pukul 00.00 WITA. Kami diberi arahan agar didalam dzikir nanti jangan ada yang bermain-main dan semua harus khusyu' dan fokus terhadap kebesaran Allah SWT. Kamipun di ajarkan susunan Dzikir yang akan kami ucapakan dimana susunan dzikir tersebut adalah :
1. Mengucapkan Basmalah
2. Mengucapkan Shalawat kepada Rasul Allah SWT Nabi Muhammad SAW
3. Membaca Surat Al-Fatihah
4. Mengucapkan SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH
WALAILAHAILLALLAH WALLAHU AKBAR sampai selesai.
Waktu telah menunjukkan pukul 00.00 WITA, dimana kami telah wudhu dan telah duduk dengan teratur berbentuk lingkaran. Dzikir dimulai dipimpin oleh amiirun dzikir. Pada saat mengucapkan basmalah sampai membaca surat al-fatiha saya merasakan biasa-biasa saja, akan tetapi setelah saya memulai melantunkan kalimat dzikir lengkap itu, perasaan saya mulai berubah yang awalnya begitu gelisah menjadi sebuah ketenangan yang sangat susah untuk dibahasakan.
Awal dzikir itu saya tidak mau untuk menutup mata walaupun saya sudah disarankan oleh amiirun agar bisa lebih khusyu, tapi setelah saya mulai merasakan ketenangan tersebut mata ini mulai terpejam dan meneteskan air mata rindu terhadap sang Khalik.
Saya tidak tahu kenapa dalam keadaan mata tertutup, saya bisa melihat keadaan disekitar rumah itu sangat begitu jelas, tiba-tiba saya rumah itu bergetar, dan dari sebelah kananku muncul angin yang begitu jelas dan kencang, sebelah kiri muncul air dari atas muncul api dan dari bawah muncul tanah. Keempat unsur itu menjadi satu dan mengitari rumah tersebut. Setelah itu muncullah empat makhluk bersosok manusia tinggi dan besar, mereka berempat sangat gagah dan berpenampilan hebat, mereka berpakaian rapih dan bersih. Tapi mereka hanya sebentar karena muncul lagi seseorang yang berpakaian putih bersih yang memegang tanganku dan membawaku kesuatu tempat. Saat itu saya tidak merasakan lagi orang-orang yang ikut dzikir di sekitar saya, yang membuat saya tidak bisa merasakannya karena saya telah berada di suatu tempat di mana saya tidak tahu keberadaan tempat tersebut.

Saya cuman mengatakan didalam hati "dimana ini?, perasaan saya sedang melakukan dzikir bersama". Sambil mencubit tangan dan mengusap-usap kedua mata saya. Tapi tetap tidak terjadi apa-apa. Saya melihat keadaan di sekeliling dan ternyata saya melihat banyak orang yang melayang-layang di udara menuju satu titik cahaya didepan. Dan saya melihat diri saya sendiri ternyata saya juga sedang melayang diatas padang pasir yang begitu luas dan tak bisa terlihat ujung dari gurun pasir tersebut. Yang membuat saya kaget adalah orang-orang yang merayap di atas pasir menuju ke cahaya tersebut, karena selain mereka merayap begitu lambat, mereka juga merayap di atas pasir yang sangat panas "MASYA ALLAH".

Di tengah perjalanan terbang saya kecahaya tersebut. (*1)Tiba-tiba keadaan di sekitar saya berubah menjadi angin yang begitu besar dan saya adalah salah satu bagian dari angin yang besar itu. Saya menghantam rumah-rumah penduduk dan rumah-rumah tersebut menjadi hancur berantakan dan mengambil banyak korban jiwa. Saya tidak tahu dimana tempat ini, saya tidak pernah melihat tempat ini. Saya hanya menangis ketakutan karena sayalah yang menjadi angin dan menghancurkan mereka dan saya tidak bisa mengontrol untuk tidak melakukannya. Dalam keadaan menangis saya mendengar suara yang begitu lembut dan halus yang berkata "Jangan takut, sudah sepantasnya mereka mendapatkan hal tersebut karena mereka adalah orang-orang yang ingkar"
Setelah saya menghancurkan desa tersebut tanpa saya bisa mengontrolnya, keadaan disekitar saya berubah lagi. Saya berada diatas kapal laut dari kayu berukuran sedang dan disekeliling saya juga sangat banyak kapal laut yang mulai dari ukuran paling kecil sampai yang sangat-sangat besar. sekali lagi saya beserta kapal-kapal tersebut menuju ke satu arah yaitu satu titik cahaya yang sangat terang benderang. Di atas kapal itu saya duduk paling depan sambil memegang bendera yang bertuliskan kalimat TAUHID. Saya memandang kebelakang dan ternyata saya tidak sendirian di atas kapal tersebut, di belakang saya banyak orang yang berdiri sambil berdempet-dempetan. Ada beberapa orang tersebut yang saya kenal wajahnya dan mereka adalah teman-teman dekat saya.
Pada saat saya kembali menatap kedepan, (*2)keadaan tersebut berubah menjadi air bah yang begitu besar dan sekali lagi saya adalah bagian dari air tersebut dan sekali lagi saya tidak bisa mengontrolnya untuk tidak menghancurkan sebuah desa. Sambil menghancurkan desa saya menangis memohon ampunan dari Allah SWT. dan suara itu muncul lagi dengan kalimat yang berbeda "jangan takut, sudah sepantasnya mereka mendapatkan hal tersebut karena mereka adalah orang-orang yang lalai dan takabbur"
Setelah itu keadaan berubah lagi, saya berdiri di tengah-2 padang rumput yang terhampar sangat luas yang tidak terlihat ujungnya. Saya ingin keluar dari padang rumput itu tapi saya tidak tahu jalan mana yang harus saya lalui, karena jalan setapak di padang rumput itu sangat banyak, ada yang berkelok-kelok, ada yang awalnya saja lurus tapi ditengah jalan ternyata bercabang.
Di tengah kebingunggan, keraguan, dan keputusasaanku aku memanjatkan doa agar aku diberi penuntun dan petunjuk yang baik. Setelah aku berdoa, muncullah seorang manusia yang menggunakan pakaian serba putih dan bercahaya sambil tersenyum. Wajahnya tak bisa aku lupakan dan tak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata. Saat aku melihatnya dan ketika aku mau bertanya "siapa kamu?" Dia langsung berkata "AKU NABIMU NABI ALLAH SWT, AKU MUHAMMAD" Aku begitu kaget dan sangat rindu kepadanya dan aku sangat ingin memeluknya tapi niatku itu tidak bisa kulakukan karena terhalang oleh ucapannya "GUNAKANLAH WAKTUMU SEBAIK-BAIKNYA, KARENA WAKTUMU SANGATLAH SINGKAT, IKUTILAH JALAN HATIMU KARENA ITULAH YANG SUCI DAN BENAR, KAMU HARUS LEWAT JALAN INI" Sambil menunjuk sebuah jalan yang sangat bersih dan lurus tanpa belokan satupun. Pada saat itu saya tersadar ternyata diantara ribuan jalan hanya ada satu yang bersih dan lurus.

Tanpa berfikir panjang aku memilih jalan itu, dan saat aku ingin berpamitan kepada penuntunku yang mulia, aku tidak melihatnya lagi karena dia telah menghilang dari tempatnya dia berdiri. akhirnya aku berjalan menyusuri jalan yang bersih dan lurus itu.
Di tengah perjalananku yang sudah sangat jauh dari tempatku tadi memulai, keadaan berubah lagi. aku berada di tempat yang gelap dan dipenuhi oleh bintang-bintang dari kejauhan aku melihat sebuah bola berwarna biru yang menuju kearahku, aku meraih dan memegangnya, aku kaget dan takjub karena ternyata yang kupegang ini bukanlah sebuah bola biasa melainkan bola dunia (bumi). Akan tetapi bumi itu berukuran kecil yang sangat muat dan pas di tangan kananku. Bumi itu berputar pada porosnya diatas tanganku. warna putih yang seperti awan yang berada di bumi itu bergerak ke satu arah. Ada sisi bumi yang terang dan yang gelap.

Saat aku masih menikmati keindahan bumi ini, keadaan berubah lagi. Aku dihadapkan sebuah kursi yang sangat besar dan megah, kursi itu begitu besar karena ujung sandaran kepalanya aku tak bisa melihatnya diatas, begitupun dengan ujung kaki kursi, sandaran tangannya baik yang kanan maupun yang kiri, semua tidak bisa aku lihat. Tiba-tiba cahaya yang sangat sangat besar muncul dan aku sangat ketakutan terhadap cahaya tersebut, dan akupun tersujud memohon ampun. Di sujudku itu aku berdzikir, dan tanpa sadar akupun kembali ditempatku tadi berdzikir diteras rumah panggung dalam keadaan sujud, menetesakan air mata dan melafalalkan dzikir LAILAHAILLALLAH.
Aku disadarkan oleh beberapa teman-2ku. aku duduk terdiam dan hanya bisa mengucapakan "SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WALAILAHAILLALLAH WALLAHU AKBAR LAHAULA WALAKUATA ILLAHBILLAH"
Dzikirku telah selesai tepat jam 04.00 WITA (subuh hari). dan perjalanan dzikirku ini tidak bisa aku lupakan sampai saat ini
Ket:
(*1) & (*2)
--> Tiga hari setelah itu aku melihat berita bencana alam di televisi, yaitu beberapa daerah di indonesia terkena musibah angin puting beliung dan banjir bandang, dan ternyata 2 dari daerah itu adalah daerah yang hancur oleh angin dan air di dalam perjalanan dzikirku.
CERITAKU INI BUKAN UNTUK MENSESATKAN SIAPAPUN, CERITAKU INI HANYALAH PERJALANAN GHAIB YANG AKU JALANI DALAM KEADAAN BERDZIKIR. CERITAKU INI HANYA UNTUK MEMINTA PENDAPAT DAN SARAN ANDA
TERIMA KASIH DAN WASSALAM

Senin, 06 Desember 2010

HIJAB (When You Look at Me)

What do you see when you look at me?

Do you see someone limited, or someone free?


All some people can do is just look and stare

Simply, because they can't see my hair

Others think I am controlled and uneducated

They think that I am limited and un-liberated


They are so thankful that they are not me

Because they would like to remain 'free'


Well, free isn't exactly the word I would've used

Describing women who are cheated on and abused


They think that I do not have opinions or voice

They think that being hooded isn't my choice


They think that the hood makes me look caged

That my husband or dad are totally outraged


All they can do is look at me in fear

And in my eye there is a tear

Not because I have been stared at or made fun of

But because people are ignoring The One up above


On the day of judgment they will be the fools

Because they were too ashamed to play by their own rules

Maybe the guys won't think I am a cutie

But at least I am filled with more inner beauty


See, I have declined from being a guy's toy

Because I won't let myself be controlled by a boy


Real men are able to appreciate my mind

And aren't busy looking at my behind


Hooded girls are the ones really helping the muslim cause

The role that we play definitely deserves applause


I will be recognized because I am smart and bright

And because some people are inspired by my sight


The smart ones are attracted by my tranquility

In the back of their mind they wish they were me


We have the strength to do what we think is right

Even if it means putting up a life long fight


You see we are not controlled by a mini skirt and tight shirt

We are given only respect, and never treated like dirt


So you see, we are the ones that are free and liberated

We are not the ones that are sexually terrorized and violated


We are the ones that are free and pure

We're free of STD's that have no cure


So when people ask you how you feel about the hood

Just sum it up by saying 'Dear its all good!


For You,

My Sisters

Kisah Pria dan Wanita

Ada sebuah kisah tentang penciptaan pria dan wanita. Pada saat Sang Pencipta telah selsai menciptakan pria, Ia baru menyadari bahwa Ia juga harus menciptakan wanita.

Padahal semua bahan untuk menciptakan manusia sudah habis dipakai untuk menciptakan pria.

Kemudian Sang Pencipta merenung sejenak, dan kemudian Ia mengambil lingkaran bulan purnama, kelenturan ranting pohon anggur, goyang rumput yang tertiup angin, mekarnya bunga, kelangsingan dari buluh galah, sinar dari matahari, tetes embun dan tiupan angin.

Ia juga mengambil rasa takut dari kelinci, dan rasa sombong dari merak, kelembutan dari dada burung dan kekerasan dari intan, rasa manis dari madu dan kekejaman dari harimau, panas dari api dan dingin dari salju, keaktifan bicara dari burung kutilang dan nyanyian dari burung bangau, dan kesetiaan dari induk singa.

Dengan mencampurkan bahan semua itu, maka Sang Pencipta membentuk wanita dan memberikannya kepada pria. Pria itu merasa senang sekali karena hidupnya tidak pernah merana dan kesepian seorang diri.

Setelah satu minggu, pria itu datang kepada Sang Pencipta, katanya: "Tuhan, ciptaan-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku membuat hidupku tidak bahagia. Ia bicara tiada henti hingga aku tidak dapat beristirahat. Ia minta selalu untuk diperhatikan. Ia mudah menangis karena hal-hal sepele. Aku datang untuk mengembalikan wanita itu kepada-Mu, karena aku tidak bisa hidup dengannya."

"Baiklah", kata Sang Pencipta. Dan Ia mengambilnya kembali. Beberapa minggu kemudian, pria itu datang lagi kepada Tuhan, dan berkata, "Tuhan, sejak aku memberikan kembali wanita ciptaan-Mu, kini aku merana kesepian. Tiada lagi yang memperhatikanku, tiada lagi yang menyayangiku. Aku selalu memikirkan dia, kemanapun aku pergi, aku selalu ingat dia. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak. Aku rindu kepadanya. Di kala aku sendirian, ku bayangkan wajahnya yang cantik, ku bayangkan bagaimana ia menari dan menyanyi, bagaimana ia melirik aku, bagaimana ia bercakap-cakap dan manja kepadaku. Ia sangat cantik untuk dipandang, dan sedemikian lembut untuk disentuh, aku suka akan senyumannya.

Tuhan, kembalikan lagi wanita itu kepadaku."

Sang Pencipta berkata, "Baiklah". Ia memberikan wanita itu kembali kepadanya. Tetapi tiga hari kemudian, pria itu datang lagi kepada Tuhan, dan berkata, "Tuhan, aku tidak mengerti. Mengapa dia memberikan lebih banyak lagi kesusahan daripada kegembiraan. Dia semakin menyebalkan! Aku tidak tahan lagi dengan sikap dan tingkah lakunya. Aku berdoa kepada-Mu.. Ambillah kembali wanita itu. Aku tidak dapat lagi hidup dengannya."

Sang Pencipta balik bertanya, "Kamu tidak dapat hidup lagi dengannya?"

Pria itu tertunduk malu. Ia merasa putus asa. Dalam hatinya ia berkata, "Apa yang harus aku perbuat? Aku tidak dapat hidup dengannya, tetapi aku juga tidak dapat hidup tanpa dia. Tuhan ajarilah aku untuk mengerti apa arti hidup ini?"

"Belajarlah untuk memahami perbedaan dan belajarlah untuk berani menerima perbedaan dalam hidupmu! Pahamlah dan usahakanlah apa yang menjadi kebutuhan mendasar dari pasangan hidupmu." Jawab Tuhan.

Dan inilah enam kebutuhan mendasar pria dan wanita:

1. Wanita membutuhkan perhatian, dan pria membutuhkan kepercayaan

2. Wanita membutuhkan pengertian, dan pria membutuhkan penerimaan

3. Wanita membutuhkan rasa hormat, dan pria membutuhkan penghargaan

4. Wanita membutuhkan kesetiaan, dan pria membutuhkan kekaguman

5. Wanita membutuhkan penegasan, dan pria membutuhkan persetujuan

6. Wanita membutuhkan jaminan, dan pria membutuhkan dorongan..

Untuk Seorang Sahabat

Ini untuk seorang sahabat yang mengaku sebagai sahabat tapi sebenarnya bukan sahabat karena tidak pernah kurasakan sebagai sahabat.

Tidak tahukah kamu bahwa sesungguhnya saya betul-betul ingin jadi sahabatmu?

Lalu kenapa sekarang jadinya seperti ini?

Atau apakah ini yang kamu sebut sebagai sahabat?

Kalau seperti ini sih tidak ada bedanya dengan seorang kenalan.

Tidak ada bedanya dengan seseorang yang kamu temui di jalan lalu berkenalan setelah itu berlalu dan tidak akan bertemu kembali.


Entahlah...

Saya pun sudah berusaha introspeksi diri.

Mungkin kesalahan ada pada saya.

Namun keadaan memaksaku untuk mempertanyakan keseriusanmu untuk bersahabat denganku.

Bagaimanapun pikiranku mengantarkanku pada kesalahanmu.

Sekeras apapun saya berusaha untuk tidak mengindahkannya, tapi tetap saja keputusanku adalah menyalahkanmu.

Jika selama ini kamu memang betul-betul jadi sahabatku, tentu kamu tahu betul bahwa saya bukan orang yang suka menyalahkan orang lain atas masalah yang kuhadapi.

Bukan..bukan orang seperti itu.

Tapi entah mengapa dalam hal ini saya begitu menyalahkanmu.

Menyalahkanmu yang sepertinya tidak serius dalam persahabatan ini.

Saya merasa kamu seolah mempermainkan persahabatan ini.

Inikah yang dinamakan sahabat???

Jelas bagiku tidak seperti ini.


Baiklah, saya tahu kamu bukan orang yang gampang menerima tuduhan atas dirimu.

Saat membaca ini, saya pun tahu betul akan seperti apa reaksimu.

Kamu jelas akan membela diri semampumu.

Selama ini kamulah orang yang paling suka mendebatkan hal-hal kecil yang pernah saya kenal.

Sangat suka.

Suka membuatku harus mengalah.

Tapi saya tahu kamu juga tidak menganggap perdebatan itu sebagai hal yang serius.

Kamu hanya ingin bersenang-senang bukan?

Kamu hanya ingin mengisi kekosongan dalam hidupmu.

Itulah hidupmu.

Dan itulah dirimu.

Terus terang saya terkadang kagum akan pribadimu.

Pribadi yang menyenangkan, ceria, peramah, dan gampang bergaul.

Tak bisa kupungkiri, banyak yang mendambakan pribadi sepertimu.

Banyak yang menyukaimu.

Semua orang pasti akan mudah menyukaimu.

Begitupun saya tentunya.

Saya sampai berpikir bahwa kamu adalah pribadi yang akan membuat orang lain begitu menyayangimu.

Itulah dirimu.


Masih ingat kita pernah mengobrol sampai hampir subuh?

Itulah dirimu yang kukenal pertama kali.

Bercerita tentang dirimu dan diriku tanpa merasa terbebani.

Bercerita begitu lepas.

Antusias.

Saya pun bisa melihat keceriaanmu.

Namun sadarkah kamu bahwa bagiku itu hanya seperti sebuah mimpi?

Mimpi yang tak akan terjadi di kehidupan nyata.

Di kehidupan yang sebenarnya.

Di mana orang lain bisa menandai bahwa kita sesungguhnya telah bersahabat.


Aneh juga rasanya.

Selama ini saya selalu mengaku sebagai sahabatmu.

Entah kamu?

Kenapa aneh?

Tak pernah kurasakan sebuah persahabatan yang direncanakan sebelumnya.

Kita sahabat.

Itulah kalimat yang saya deklarasikan terhadapmu.

Dan kamu pun menerimanya.


Setelah itu.

Hari-hari berikutnya kita lalui dengan menjadi sepasang sahabat.

Sahabat yang sangat akrab.

Dan saya pun tidak menyangka bahwa anggapan itu datangnya hanya dari saya.

Entah kamu?

Bagaimana tidak?

Di kehidupan nyata, saya merasa tidak benar-benar jadi sahabatmu.


"Kita tetap sahabat kok!"

Itulah yang kamu jawabkan saat kubertanya apakah kita ini benar-benar adalah sahabat.

Kamu jawabkan dengan datar.

Itu saja.

Dan saya pun merasa cukup dengan jawaban itu.

Dan di kehidupan yang sebenarnya.

Saya tetap tidak merasa jadi sahabatmu.

Bahkan tersingkirkan dari kehidupanmu.

Keadaan yang mengharuskan kita untuk saling menyingkir.

Keadaan.

Semua tergantung keadaan.

Tapi saya tidak ingin seperti ini.

Saya ingin keadaan TIDAK menghukum saya menjadi seperti ini.

Dijauhkan darimu.

Bahkan seperti tidak saling mengenal.

Tidak kenal.

Bercakap langsung saja kita tidak bisa.

Saya tidak bisa.


Karena saya mengkhawatirkan keadaan.

Keadaan yang akan menyudutkan saya.

Keadaan yang akan menghakimi saya lagi.

Keadaan yang membuat saya akhirnya memutuskan untuk betul-betul tidak akan mengenalmu lagi.

Saya menyerah.

Kamu tidak ada usaha.

Saya pun demikian.


Kamu tidak menganggap persahabatan kita penting.

Begitupun saya karenamu.

Apa yang kamu lakukan juga akan saya lakukan.

Menjauhiku. Saya manjauhimu.

Tidak menghubungiku. Tak akan kumenghubungimu lagi.

Kalaupun saya harus berbicara denganmu, tidak akan kaunggap itu adalah sebuah percakapan.


Hanya mimpi yang harus kujalani.

Kuhapus segalanya tentangmu.

Dan seharusnya kamu pun demikian.

Saya tidak ingin lagi kehidupanku diceritakan bersandingan dengan kehidupanmu.

Saya tidak ingin lagi mendengar keadaan yang menghubungkanku denganmu.

Kamu pikir saya tidak sakit mendengarnya?

Keadaan yang seolah melarang kita untuk jadi sahabat.

Teman pun tidak....

Ketika Allah Memilihmu Untukku

Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku..

Ingin ku beri tahu padamu..

Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia..

Orang tua yang begitu sempurna..

Dengan cinta yang begitu membuncah..

Aku dibesarkan dengan limpahan kasih yang tak terhingga..

Maka, padamu ku katakan..

Saat Allah memilihmu dalam hidupku,

Maka saat itu Dia berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku..

Memperlakukanku dengan sayang yang begitu indah..


Padamu yang Allah pilihkan untukku..

Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku,

Aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan..

Maka, ketika Dia memilihmu untukku,

Maka saat itu, Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dengan keberadaanmu.

Dan aku tahu, Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna..

Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu..

Karena kelak kita akan satu..

Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku,

Kau dan aku akan menjadi 'kita'..

Padamu yang Allah pilihkan untukku..

Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dengan ilmu dan tarbiyah,

Membentukku menjadi wanita yang mencintai Rabbnya..

Maka ketika Dia memilihmu untukku,

Maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dengan ilmuNya.. Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita..

Itulah visi pernikahan kita..

Ibadah pada-Nya ta'ala..


Padamu yang Allah tetapkan sebagai nahkodaku..

Ingatlah.. Aku adalah mahlukNya dari tulang rusuk yang paling bengkok..

Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah..

Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah,

Sungguh hatiku tetaplah wanita yg lemah pada kelembutan..

Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah..

Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah..

Namun tatap mataku, tersenyumlah..

Tenangkan aku dengan genggaman tanganmu..

Dan nasihati aku dengan bijak dan hikmah..

Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu..

Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..


Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku..

Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan..

Maka dimataku kau adalah yang terindah,

Kata-katamu adalah titah untukku,

Selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu..

Maka kalau kau berkenan ku meminta..

Jadilah hunian yg indah, yang kokoh…

Yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..


Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku…

Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita..

Maka didiklah mereka menjadi generasi yg dirindukan syurga..

Yang di pundaknya akan diisi dgn amanah-amanah dakwah,

Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad..

Yang darahnya mengalir darah syuhada..

Dan ku yakin dari tanganmu yang penuh berkah, kau mampu membentuk mereka..

Dengan hatimu yang penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka..

Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..


Padamu yang Allah pilih sebagai imamku…

Ku memohon padamu.. Ridholah padaku,

Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi..

Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya..

Karena bagiku kau adalah kunci Surgaku..

-----@***@-----

( Oleh Aztriana 180610/ 01'50 Makassar.. ^_^v )

Dari Ummu Salamah, ia berkata, "Rasulullah S.A.W bersabda : "Seorang perempuan jika meninggal dan suaminya meridhoinya, maka ia akan masuk surga." (HR. Ahmad dan Thabrani)

Allah Punya Cara Indah Untuk Menegur Diriku

Bahan renungan untuk Anda, sahabatku, yang mungkin terlalu sibuk bekerja.

Luangkanlah waktu sejenak untuk membaca dan merenungkan pesan ini.

Alhamdulillah, Anda beruntung telah terpilih membaca dan merenungkan pesan ini.

Aktifitas keseharian kita selalu mencuri konsentrasi kita. Kita seolah lupa dengan sesuatu yang kita tak pernah tau kapan kedatangannya. Sesuatu yang bagi sebagian orang sangat menakutkan. Tahukah kita kapan kematian akan menjemput kita?

Berikanlah waktu Anda dan bacalah sampai habis. Semoga dapat menjadikan hikmah buat kita semua dan sadar, bahwa kita akan mati dan tinggal menunggu waktunya. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang khusnul khotimah. Amin..

Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orang tuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar doa ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi saat musim dingin yang menyengat tulang. Aku sungguh heran, bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri. Alangkah sabarnya mereka.. Setiap hari begitu. Benar-benar mengherankan!

Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah, padahal berbagai nasehat selalu ku terima dan ku dengar dari waktu ke waktu. Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan di kota yang jauh dari kotaku.

Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing. Disana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur'an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian. Jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati. Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Disamping menjaga keamanan jalan, tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. Pekerjaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi.

Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak. Aku bingung dan sering melamun sendirian. Banyak waktu luang. Pengetahuanku terbatas. Aku mulai jenuh. Tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir setiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah sebuah peristiwa yang hingga kini tak pernah aku lupakan.

Ketika itu, aku dengan seorang kawan sedang bertugas di sebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol. Tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami mengedarkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah yang berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban. Kejadian yang sungguh tragis.

Kami melihat dua awak salah satu mobil dalam kondisi kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah. Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan.

Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat. Ucapkanlah, "Laailaaha Illallah... Laailaaha Illallah..." perintah temanku. Tetapi sungguh mengerikan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan itu membuatku merinding. Temanku tampaknya sudah terbiasa menghadapi orang-orang yang sekarat.

Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat. Aku diam membisu. Aku tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat. Tetapi, keduanya tetap terus saja melantunkan lagu.

Tak ada gunanya. Suaranya terdengar semakin melemah.. Lemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gerak. Keduanya telah meninggal dunia. Kami segera membawa mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatah katapun. Selama perjalanan hanya ada kebisuan. Hening.....

Kesunyian pecah ketika temanku mulai bicara. Ia berbicara tentang hakikat kematian dan Su'ul Khatimah (Kesudahan yang buruk). Ia berkata, "Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk. Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya selama di dunia."

Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yang diriwayatkan dalam buku-buku Islam. Ia juga berbicara bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara lahir batin.

Perjalanan ke rumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian. Pembicaraan itu semakin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa kami sedang membawa mayat. Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku.

Hari itu, aku shalat kyusu' sekali. Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu. Aku kembali pada kebiasaanku semula. Aku seperti tak pernah menyaksikan apa yang menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu yang lalu. Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu. Aku tak mau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala.

Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pernah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu. Kejadian yang menakjubkan!

Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu. Sebuah kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku. Seseorang mengendarai mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah terowongan menuju kota. Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang kempes. Ketika ia berdiri di belakang mobil untuk menurunkan ban serep, tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki itupun langsung tersungkur seketika.

Aku dengan seorang kawan, bukan yang menemaniku pada peristiwa pertama, cepat-cepat menuju tempat kejadian. Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung mendapat penanganan. Dia masih sangat muda, wajahnya begitu bersih, ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik. Sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu. Ketika kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar dari mulutnya. Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Dengan suara amat lemah.

Subhanallah! Dalam kondisi kritis seperti itu ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an? Darah mengguyur seluruh pakaiannya. Tulang-tulangnya patah bahkan ia hampir mati. Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan suaranya yang merdu. Selama hidup, aku tak pernah mendengar bacaan Al-Qur'an seindah itu.

Dalam batin aku bergumam sendirian, "Aku akan menuntunnya membaca syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu. Apalagi aku sudah punya pengalaman." Aku meyakinkan diriku sendiri. Aku dan kawanku seperti terhipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur'an yang merdu itu.

Sekonyong-konyong sekujur tubuhku merinding, menjalar dan menyelusup ke setiap rongga. Tiba-tiba suara itu terhenti. Aku menoleh ke belakang. Kusaksikan dia mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya terkulai, aku melompat ke belakang. Kupegang tangannya, degup jantungnya, nafasnya, tidak ada yang terasa.

Dia telah meninggal. Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku takut diketahui kawanku. Ku kabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah meninggal. Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis air mataku deras mengalir. Suasana dalam mobil betul-betul sangat mengharukan.

....Sampai di rumah sakit... Kepada orang-orang di sana, kami mengabarkan perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan. Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan air mata.

Ada seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri jenazah dan mencium keningnya. Semua orang yang hadir memutuskan untuk tidak beranjak sebelum mengetahui secara pasti kapan jenazah dishalatkan. Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada jenazah. Semua ingin ikut menyolatinya. Ada seorang petugas rumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut mengantar jenazah hingga ke rumah keluarganya.

Salah seorang saudaranya mengisahkan, ketika kecelakaan, sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di desa. Pekerjaan itu rutin ia lakukan setiap hari senin. Di sana almarhum juga menyantuni para janda, anak yatim dan orang-orang miskin.

Ketika terjadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula, buah-buahan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku-buku agama kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagikan kepada orang-orang yang dia santuni bahkan juga membawa permen untuk dibagikan kepada anak-anak kecil.

Bila tiba saatnya kelak, kita menghadap Allah Yang Maha Perkasa. Hanya ada satu harap, semoga kita menjadi penghuni surga. Biarlah dunia jadi kenangan, juga langkah-langkah kaki yang terseok di sela dosa dan pertaubatan. Hari ini, semoga masih ada usia untuk mengejar surga itu. Dengan amal-amal yang nyata: "Memperbaiki diri dan mengajak orang lain."

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."

(QS. Ali-Imran: 185)

Rasulullah SAW telah mengingatkan dalam sabdanya, "Barangsiapa yang lambat amalnya, tidak akan dipercepat oleh nasabnya."

Saudaraku, siapa yang tahu, kapan, dimana, bagaimana, dan sedang apa kita menemui tamu yang pasti menjumpai kita, yang mengajak menghadap Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Orang yang cerdik dan pandai adalah yang senantiasa mengingat kematian dalam waktu-waktu yang ia lalui kemudian melakukan persiapan-persiapan untuk menghadapinya.

Suruh dirimu berbuat taat, sudah pasti dirimu tidak akan patuh kepadamu dan ia pasti akan menolak dan merasa berat untuk mengerjakan ketaatan. Nasehat ini terutama untuk diri sendiri, dan saudara-saudaraku seiman pada umumnya.

Orang yang cerdas adalah Orang Yang Banyak Mengingat Akan Kematian, dan berusaha memanifestasikan dan optimalisasi amal demi menghadapi hidup setelah kematian.

Pencarian Tuhan Sesuai Fitrah

Proses pencarian Tuhan oleh manusia adalah hal yang fitrah.
Sesungguhnya setiap manusia pasti membutuhkan keyakinan siapa Tuhan yang sebenarnya.
Seorang Muslim sekalipun yang tidak mempunyai keyakinan kebenaran Tuhannya,
maka kebutuhan yang paling fitrahnya belum terpenuhi.
Dan selama itu pula dia tidak akan LURUS hidupnya.
Buat orang yang memahami fitrahnya, dia akan terus mencari kebenaran Tuhannya.
Dia tidak akan puas bila belum menemukan Tuhannya yang sebenarnya.
Karena Tuhan adalah Pencipta dan Penguasa Alam Semesta.
Tetapi manusia mempunyai keterbatasan dalam mencari Tuhannya.
Manusia butuh PETUNJUK dari Tuhan yang sebenarnya.
Hal ini pernah terjadi dalam proses pencarian Tuhan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim.
Dalam Al-Qurán Surat Al-Anám 75-79
“Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda kekuasaan Kami yang terdapat di langit dan di bumi, agar ia termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam telah gelap, ia menatap sebuah BINTANG seraya berkata, inilah Tuhanku. Namun ketika bintang tenggelam iapun berkata, aku tak suka kepada sesuatu yang lenyap (untuk dipertuhankan). Kemudian ketika ia memperhatikan BULAN terbit ia berkata, inilah Tuhanku. Tetapi setelah bulan itu terbenam iapun berkata, sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk padaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat. Kemudian ketika ia menatap MATA HARI terbit iapun berkata, inilah Tuhanku. Bukankah ia lebih besar? Tatkala matahari terbenam akhirnya ia berkata: Hai kaumku, sesungguhnya aku telah melepaskan diri dari apa yang telah kamu persekutukan (menyembah patung). Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi sebagai agama yang benar dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”(Q.S.Al-Anáam 75-79).
Demikianlah proses turunnya hidayah Tuhan kepada seorang hambanya Nabi Ibrahim 'alaihi salam yang merupakan titik temu antara pencarian manusia terhadap Tuhan melalui akalnya (dengan melihat ayat kauniyah) dengan petunjuk Tuhan melalui wahyunya (ayat qauliyah). Itulah sebabnya setelah Nabi Ibrahim menemukan Tuhannya melalui pencarian akalnya, iapun menyadari bahwa “Jika sekiranya Tuhan tidak menunjuki diriku dalam aku mencari Dia, niscaya aku tergolong orang-orang yang sesat” (Q.S.Al-Anáam 77).
"(Dialah Allah) Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah." (QS Al Mulk :3-4)
Salah dalam menemukan Tuhan yang sebenarnya,
Atau dia tidak peduli adanya Tuhan dan menuhankan hawa nafsunya..
akan menyebabkan dia menderita di dunia dan akhirat.
Karena menemukan Tuhan yang sebenarnya adalah kebutuhan FITRAH manusia.
Dalam pencarian Tuhan yang sebenarnya kita membutuhkan HATI, PENGLIHATAN DAN PENDENGARAN.
Barangsiapa yang tidak mau menggunakan anugerah Tuhan tersebut, maka dia akan tersesat.
Dan dia melalaikan ketiga anugerah tersebut untuk mencari Tuhan yang sebenarnya.
Dan barangsiapa yang menggunakan anugerah Tuhan tersebut maka dia akan selamat.
”Telah Kami penuhi isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, yaitu mereka yang mempunyai hati tapi tak pernah digunakan untuk memikirkan ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tak digunakan untuk memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah dan mereka mempunyai telinga tak digunakan untuk mendengarkan firman-firman Allah. Mereka laksana binatang bahkan lebih rendah dari itu. Mereka itulah orang-orang yang lalai. ”(Q.S.Al-A’raf 179)
Dan proses pencarian Tuhan akan sampai dengan membaca (iqra').
Itulah mengapa ayat yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad shalallaahu 'alaihi wa sallam adalah perintah untuk membaca (iqra') dengan menyebut nama Tuhan baik membaca alam atau kalam.
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS Al 'Alaq : 1-5)
Dan pencarian Tuhan akan ditemukan kepada orang-orang yang kritis dan logis.
Orang-orang seperti ini tidak terpengaruh dengan lingkungan dan opini.
Kita lihat Nabi Ibrahim 'alaihi salam yang lahir dari ayahnya yang pembuat berhala.
Tetapi dia tidak serta mengikuti apa yang dibawa oleh nenek moyangnya.
Demikian juga Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam yang dibesarkan oleh kakek dan pamannya yang menyembah patung-patung selain menyembah Allah.
Dan setiap jiwa manusia secara FITRAH hanya mengakui bahwa Allah lah satu-satunya Tuhannya.
Karena sebenarnya setiap manusia sudah bersyahadat di hadapan Allah, bahwa Allah-lah Tuhannya.
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian (syahadat) terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lalai terhadap hal ini (keesaan Tuhan)", atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?" (QS Al A'raf :172-173)
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (QS Al Ikhlash :1-4)
Itulah mengapa di tengah santernya isu Islam sebagai terosris, tetapi orang-orang yang KRITIS dan LOGIS di Inggris telah menemukan KEBENARAN Islam. Kita mendengar berita wanita-wanita intelektual Inggris memeluk Islam, diantaranya:
Lauren Booth, 43 tahun.
Dia adalah ipar mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair. Dia mengatakan sekarang memakai jilbab yang menutupi kepala setiap kali meninggalkan rumah. Ia juga mengaku melakukan shalat lima kali sehari dan mengunjungi masjid setempat kapanpun dia bisa. Lauren berprofesi sebagai wartawan dan penyiar televisi. Dia memutuskan untuk menjadi seorang Muslim enam minggu lalu setelah mengunjungi tempat suci Fatima al-Masumeh di kota Qom. “Ini adalah Selasa malam, dan saya duduk dan merasa ini suntikan morfin spiritual, hanya kebahagiaan mutlak dan sukacita, ujarnya.
Sebelum pergi ke Iran, ia mengaku telah tertarik pada Islam dan telah menghabiskan banyak waktu untuk bekerja sebagai wartawan di Palestina. “Saya selalu terkesan dengan kekuatan dan kenyamanan berada di tengah-tengah Muslimin,” katanya.
Kristiane Backer (43 tahun).
Dia adalah mantan VJ MTV yang menjadi ikon kehidupan Barat liberal yang dirindukan remaja saat mudanya, mengatakan: “Masyarakat permisif yang saya dambakan ketika muda dulu ternyata sangat dangkal, tak memberi ketenteraman batin apapun,” ujarnya.
Titik balik untuk Kristiane muncul ketika dia bertemu mantan pemain kriket Pakistan dan seorang Muslim, Imran Khan pada tahun 1992. Dia membawanya ke Pakistan. Di negara kekasihnya itu, dia segera tersentuh oleh spirtualitas dan kehangatan dari orang-orang Islam di negara itu. “Meskipun kemudian hubungan asmara saya dengan Imran Khan kandas, semangat saya mempelajari Islam tak turut kandas. Saya mulai mempelajari Islam dan akhirnya menjadi mualaf,” ujarnya.
Menurutnya, Islam adalah agama bervisi. “Di Barat, kami menekankan untuk alasan yang dangkal, seperti apa pakaian untuk dipakai. Dalam Islam, semua orang bergerak ke tujuan yang lebih tinggi. Semuanya dilakukan untuk menyenangkan Tuhan. Itu adalah sistem nilai yang berbeda,” tambahnya.
“Di Jerman, ada Islamophobia. Saya kehilangan pekerjaan saya ketika saya bertobat. Ada kampanye untuk melawan saya dengan sindiran tentang semua Muslim mendukung teroris – intinya saya difitnah. Sekarang, saya presenter di NBC Eropa,” ujarnya.
Lynne Ali (31 tahun)
Dia dari Dagenham di Essex juga mengakuinya. Di masa lalu, hidupnya hanyalah pesta. “Aku akan pergi keluar dan mabuk dengan teman-teman, memakai pakaian ketat dan mengerling siapapun lelaki yang ingin aku kencani,” ujarnya.
Di sela-sela pekerjaannya sebagai DJ sebuah kelab malam papan atas London, ia menyempatkan ke gereja. Tetapi ketika ia bertemu pacarnya, Zahid, di universitas, sesuatu yang dramatis terjadi. ”Dia mulai berbicara kepadaku tentang Islam, dan itu seolah-olah segala sesuatu dalam hidupku dipasang ke tempatnya. Aku pikir, di bawah itu semua, aku pasti mencari sesuatu, dan aku tidak merasa hal itu dipenuhi oleh gaya hidup hura-huraku dengan alkohol dan seks bebas.”
Pada usia 19 tahun, Lynne memutuskan menjadi mualaf. Sejak hari itu pula, aku memutuskan mengenakan jilbab,” ujarnya. “Ini adalah tahun ke-12 rambut saya selalu tertutup di depan umum. Di rumah, aku akan berpakaian pakaian Barat normal di depan suami saya, tapi tidak untuk keluar rumah.”
“Aku menyebut diriku seorang Muslim Eropa, yang berbeda dengan mereka yang menjadi Muslim sejak lahir. Sebagai seorang Muslim Eropa, saya mempertanyakan segala sesuatu – saya tidak menerima secara membabi-buta. Dan pada akhirnya harus diakui, Islam adalah agama yang paling logis secara logika,” ujarnya.“
Camilla Leyland (32 tahun)
Dia adalah seorang guru yoga yang tinggal di Cornwall, dan ia seorang ibu tunggal untuk anak, Inaya, dua tahun. Ia mengaku menjadi Muslim pada pertengahan usia 20-an untuk ‘alasan intelektual dan feminis’.
“Aku tahu orang akan terkejut mendengar kata-kata ‘feminisme’ dan ‘Islam’ dalam napas yang sama, namun pada kenyataannya, ajaran Alquran memberikan kesetaraan kepada perempuan, dan pada saat agama itu lahir, ajaran pergi terhadap butir masyarakat misoginis,” tambahnya. Selama ini, orang salah memandang Islam, katanya. “Islam dituduh menindas wanita, namun yang aku rasakan ketika dewasa, justru aku merasa lebih tertindas oleh masyarakat Barat.”
Tumbuh di Southampton – ayahnya adalah direktur Institut Pendidikan Southampton dan ibunya seorang ekonom – Camilla pertama kali bersinggungan dengan Islam di sekolah. Ia mengenal Islam saat kuliah dan kemudian mengambil gelar master di bidang Studi Timur Tengah. Ketika tinggal dan bekerja di Suriah, ia menemukan pencerahan spiritual.
Merefleksikan apa yang dia baca di Alquran, ia menyadari bahwa islamlah yang dicarinya selama ini. “Orang-orang akan sulit untuk percaya bahwa seorang wanita yang berpendidikan tinggi dari kelas menengah akan memilih untuk menjadi Muslim,” katanya, menirukan komentar ayahnya saat itu. Namun ia mantap menjadi Muslimah. Kini, ia yang mengaku tak pernah meninggalkan shalat lima waktu ini menyatakan dirinya telah “merdeka”. Saya sangat bersyukur menemukan jalan keluar bagi diri saya sendiri. Saya tidak lagi menjadi budak masyarakat yang rusak.”
Survei YouGov baru-baru ini menyimpulkan bahwa lebih dari setengah masyarakat Inggris percaya Islam adalah pengaruh negatif yang mendorong ekstremisme, penindasan perempuan dan ketidaksetaraan. Namun statistik membuktikan konversi Islam menunjukkan perkembangan yang signifikan. Islam adalah, setelah semua, agama yang berkembang tercepat di dunia.
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. " (QS Ar Rum :30-31)
Wallahu a'lam bi showab
O.F.A
(Sumber berita : Daily Mail & Republika)
********************************************************
SUKA dengan TULISAN di atas ? TULISKAN KOMENTARmu Sahabat!!
SILAHKAN DISHARE ke sahabat2 lainnya ...dengan menekan "share/Bagikan"
"Barang siapa MENUNJUKKAN pada KEBAIKAN ,maka baginya PAHALA sepertiorang yang MELAKUKANnya ." (HR.Muslim)
********************************************************
Mari kita MENCINTAI ANAK YATIM dengan bergabung PAY http://www.facebook.com/Pecinta.Anak.Yatim dan memberikan bantuan kepada mereka
********************************************************

Sabtu, 04 Desember 2010

SIAPA YANG AKAN MENYOLATKAN JENAZAHMU KELAK?

Saudaraku, Siapa yang akan menyolatkan jenazahmu kelak? Apakah engkau sudah memilih orang-orang yang akan berdiri mengisi shaf-shaf di belakang jenazahmu, untuk menyolatkanmu? Pertanyaan yang mungkin terdengar aneh dan membingungkan. Apa mungkin kita memilih itu? Apakah kita pantas untuk memilih orang yang akan menyolatkan kita?Jangan gusar saudaraku, sabar.. buka hatimu sebelum membuka mata dan telingamu! Sudah menjadi kebiasaan, bahwasanya yang akan menyolatkan jenazahmu adalah orang-orang yang engkau cintai dan teman-temanmu, bukankah begitu?Sekarang cobalah lihat orang-orang di sekelilingmu, lihatlah teman-teman dekatmu, siapa di antara mereka yang pantas untuk menyolatkanmu apakah si A atau si B, apakah dia memang pantas menyolatkanmu?

Saudaraku,Janganlah menutup mata dari realita yang ada dan jangan sumbat telingamu dari nasehat yang berharga. Bisa jadi kenyataan yang ada memang pahit dan nasehat yang akan engkau dengar menyakitkan. Lapangkanlah dadamu semoga Allah Ta’ala memberkahimu.
Saudaraku, kita harus menelan pahitnya permasalahan ini. Karena itu lebih baik dari kita menelan akibatnya di hari kiamat, di mana tak mungkin lagi mengulangi kehidupan di dunia. 

Saudaraku,
-     Siapa yang akan memandikanmu?
-     Siapa yang akan mengafankanmu?
-     Siapa yang akan mengangkat kerandamu?
-     Siapa yang akan menyolatkanmu?
-     Siapa yang akan meletakkanmu di liang lahad?
-     Siapa yang akan mendo’akanmu?
-     Siapa yang akan berdiri di sisi kuburanmu, berdo’a untukmu agar Allah meneguhkanmu ketika malaikat menanyamu?

Jawablah saudaraku!

Siapa yang akan menangisimu?
-     Apakah orang yang tidak mau tunduk dan sholat kepada Robbnya itu?
-     Ataukah orang yang meninggalkan puasa dan zakat ini?
-   Ataukah orang yang membiarkan istri dan anak perempuannya bebas berkeliaran di jalanan dan tempat hiburan dengan penampilan yang buruk dan pakaian yang hampir telanjang? Orang yang rela dirinya menjadi seorang Dayyuts?
-    Ataukah orang yang bergelimang maksiat dan dosa besar?
-  Ataukah orang yang tidak memalingkan pandangannya dari wanita bukan mahrom, memandangnya seakan-akan menelanjanginya dengan matanya?
Saudaraku, siapa orang yang engkau inginkan menangisi kematianmu?
-    Apakah temanmu yang mengajakmu ke tempat-tempat minuman keras, ataukah orang yang mengajakmu ke majlis-majlis ilmu?
-     Atau orang yang kalau berbicara, tema pembicaraannya denganmu adalah berita-berita artis, bintang film, penari dan penyanyi, serta menyampaikan kepadamu berita-berita cabul dan keji, ataukah orang yang kalau berbicara kepadamu mengatakan,; Allah berfirman  .. Rasulullah bersabda?
-    Atau orang yang mengajakmu ke tempat hiburan, pantai, sinema dan menghabiskan waktu dengan menonton televisi serta perlombaan-perlombaan ataukah yang mengajakmu ke taman-taman surga?
-     Apakah orang yang mengajak atau  bersamamu jalan2, main catur ataukah orang yang membukakan untukmu lembaran-lembaran Mushaf Al Qur’an?
Saudaraku, Siapa teman dekat dan sahabat akrabmu? Kami bantu engkau untuk memilih sahabat atau teman yang akan menyolatkan jenazahmu esok.

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda,

(( لاتصحب إلا مؤمناً ولا يأكل طعامك إلا تقي))

“Janganlah bersahabat kecuali dengan seorang mukmin dan janganlah memakan makananmu kecuali seorang yang bertakwa”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al Hakim, dihasankan oleh Al Albany, Shohih Al Jami’ no. 7341)

Beliau shollallahu ‘alaihi wasallama juga bersabda,

(( مثل الجليس الصالح والجليس السوء كمثل صاحب المسك وكير الحداد ، لايعدمك من صاحب المسك أن تشتريه أو تجد ريحه ، وكير الحداد يحرق بدنك أو ثوبك أو تجد منه  ريحاً خبيثاً))

“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk itu laksana berteman dengan penjual minyak wanig dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi engkau bisa membeli darinya atau setidaknya mendapatkan aromanya. Sedangkan pandai besi akan membakar badanmu atau pakaianmu atau engkau mendapatkan darinya bau yang tidak sedap”. (HR. Bukhari)

Coba engkau renungkan buah dari persahabatan yang baik dengan orang yang baik di dunia sebelum manfaatnya di akhirat!

Rasul kita shollallahu ‘alaihi wasallama mengisahkan,  ada tiga orang dari umat sebelum kalian yang melakukan perjalanan, sehingga mereka terpaksa bermalam di sebuah go’a, tatkala mereka telah memasukinya bebatuan dari atas gunung berjatuhan sehingga menutupi pintu gua. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya tidak ada yang akan menyelamatkan kalian dari gua ini kecuali setiap kalian berdo’a kepada Allah dengan amal sholehnya’.

Nabi shollallahu ‘alaihi wasallama menyebutkan di dalam kisah tersebut, bahwasanya orang yang pertama berdo’a dengan amal sholehnya maka terbukalah sedikit pintu gua yang tertutup bebatuan yang longsor itu, akan tetapi mereka belum bisa keluar.

Dan yang kedua berdo’a dengan amal sholehnya, lalu batu yang menutup pintu goa bertambah terbuka namun mereka belum juga bisa keluar darinya.Dan yang ketiga juga berdo’a dengan amal sholeh maka terbukalah pintu gua tersebut dan merekapun keluar. (kisah ini diriwayatkan oleh Bukhari)Perhatikan bagaimana persahabatan ini bermanfaat sehingga Allah Ta’ala mengeluarkan semuanya dengan selamat.Bayangkan saudaraku, Kalaulah salah seorang dari mereka tidak memiliki kesalehan, niscaya mereka tidak dapat keluar, bahkan bisa jadi semuanya mati, akibat siapa? Akibat maksiat yang seorang itu.

Rasululllah shollallahu ‘alaihi wasallama bersabda,

(( مامن رجل مسلم يموت فيقوم على نجازته اربعون رجلاً لايشركون بالله شيئاًإلا شفعهم الله فيه ))

“Tidaklah seorang muslim wafat, lalu berdiri menyolatkan jenazahnya empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun melainkan Allah jadikan mereka sebagai syafa’at baginya”. (HR. Muslim)

Ini mencakup dua perkara :
Pertama : mereka menjadi syafaat baginya maksudnya tulus berdo’a untuknya memohonkan ampuntan untuknya.Kedua : mereka adalah orang-orang yang beriman; akidah mereka bersih dari syirik kecil apalagi yang besar.Saudaraku, kesempatan masih terbentang di hadapanmu.Tidakkah engkau melihat jenazah dan orang-orang yang berjalan mengiringi di belakangnya, keadaan mereka sama seperti keadaan si mayit. Bukan itu kenyataan yang ada?

Bahkan engkau lihat, orang yang mengantar jenazahmu ini bisa jadi tidak ikut menyolatkanmu, akan tetapi ia menunggu di luar mesjid. Apabila orang selesai menyolatkanmu dia ikut mengangkatmu untuk memasukkanmu ke liang lahad. Bukankah ini realita yang memedihkan yang kita saksikan? Bahkan mungkin engkau sendiri tidak menyolatkan jenazah salah seorang temanmu yang engkau antar.

Mungkin engkau akan mengatakan, lantas apa yang harus aku lakukan? Apa jalan yang harus aku tempuh?

Simaklah kisah berikut ini, yang dikisahkan oleh Nabi kita shollallahu ‘alaihi wasallama, “Dahulu pada masa orang-orang sebelum kalian ada seseorang yang telah membunuh Sembilan puluh sembilah jiwa. Lalu ia bertanya siapa orang yang paling berilmu. Maka ditunjukanlah kepadanya seorang rahib. Ia pun pergi mendatanginya. Ia berkata kepada rabib tersebut, ‘Sesungguhnya aku telah membunuh Sembilan puluh Sembilan jiwa, apakah masih ada taubat untukku? Rahib berkata, ‘Tidak’. Maka ia membunuhnya, genaplah seratus orang dibunuhnya. Kemudian ia menanyakan lagi tentang orang yang paling berilmu (tempatnya bertanya). Ditunjukkanlah kepadanya seorang ‘alim (yang berilmu). Ia mendatanginya dan berkata, ‘Aku telah membunuh seratus orang, apakah masih ada taubat untukku? Ahli ilmu itu menjawab, ‘Ya, siapa yang akan menghalangi antara engkau dengan  taubat?! Pergilah ke negeri ini dan ini, sesungguhnya di sana ada orang-orang yang mengibadati Allah, ibadatilah Allah bersama mereka jangan pulang ke kampungmu, sesungguhnya kampungmu itu tempat yang buruk’.

Berangkatlah ia sehingga di pertengahan jalan, Malaikat Maut mendatanginnya, maka malaikat rahmat dan malaikat azab saling berebut untuk membawa ruhnya. Malaikat rahmat berkata, ‘Ia datang kepada kami dengan bertaubat, menghadap Allah dengan hatinya’. Dan malaikat azab berkata, ‘Dia belum melakukan amal kebaikan sama sekalipun’. Maka Allah mengutus seorang malaikat kepada mereka. Dan memerintahkan kedua malaikat itu mengukur jarak antara ke dua tempat tersebut. Ketempat mana jaraknya yang terdekat denganya maka orang itu untuknya. Maka mereka mengukurnya, mereka mendapatkannya lebih dekat ke negeri yang ditujunya, maka malaikat rahmat membawanya”.

Dalam riwayat lain, “Maka Allah mewahyukan kepada bumi yang ditinggalkannya untuk menjauh dan bumi yang akan ditujunya untuk mendekat”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Baihaqy dan  Ibnu Majah)

Saudaraku, inilah berkah keta’atan, berkah bersegera bertaubat.

Dari kisah ini kita petik pelajaran berharga, bahwasanya disukai bagi seorang yang bertaubat meninggalkan tempat-tempat dia dulu melakukan perbuatan dosa, dan teman-teman yang dulu membantunya berbuat maksiat, serta memutus persahabatan dengan mereka selama mereka tidak berobah masih bergelimang lumpur maksiat. Dan hendaklah ia menggantikan mereka dengan berteman dengan orang-orang yang baik dan sholeh, serta ahli ilmu dan ibadah, dan orang-orang yang bisa dijadikan teladan serta berteman dengan mereka mendatangkan manfaat dunia dan akhirat.

Allah Ta’ala memrintahkan kita bertaubat dan kembali kepadaNya,

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأنهار ﴾ [اتحريم:8].

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuhah, mudah-mudahan Robb kamu mengampuni dosa-dosa kamu dan memasukkan kamu ke dalam surge-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai”.

Dari sekarang saudaraku, jangan tutup halaman ini kecuali engkau telah menutup lembahan-lembaran masa lalumu. Untuk membuka lembaran-lembaran baru yang putih bersih ..awal jalanmu menuju Allah, jalan menuju ridhoNya, jalan menuju Daarus Salam.

﴿ وَاللّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلاَمِ وَيَهْدِي مَن يَشَاء إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴾ [يونس : 25]

Artinya, “Dan Allah menyerumu kepada Daarus Salam dan menunjuki orang-orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus”.

Ya Allah, tunjukilah kami kepada jalanMu yang lurus, dan kumpulkanlah kami kelak di hari kiamat bersama para nabi, orang-orangh yang shiddiq, orang-orang yang mati syahir dan orang-orang yang sholeh, merekalah sebaik-sebaik teman, Allahumma Aamiin.